Curhat Seorang Pasien Kepada Bidan Desa
DIMULAI darii...
Selasa siang yang cukup panas..saat itu saya lagi jadwal buka PKD atau Poskesdes atauPos Kesehatan Desa..
Selamat siang bu..seorang wanita paruh baya datang
bersama putranya yang berumur 7 th.Sebut saja namanya N (pake inisial
aja ahhh biar keren )
- Siang bu N..wah tumben nih siang-siang, biasanya kalo mo suntik KB pagi-pagi sambil ngantar anak sekolah.
- Iya nih bu..anak saya rewel semalam gak bisa tidur nangis melulu gara2 sakit gigi. Setelah saya priksa ternyata giginya berlubang dan gusinya agak bengkak.Karena di PKD ada kewenangan untuk pengobatan dasar, maka saya berikan antibiotik dan analgetik.
Obat sudah diterima dan akan diminumkan di rumah sesuai dosis yang ditentukan.
Tiba2 bu N ini bilang..bu saya mau curhat
permasalahan rumahtangga saya. Dalam hati saya berkata..yah namanya di
desa, bidan dianggap mampu segalanya..Silakan bu saya akan mendengarkan
permasalahan ibu,
Gini bu,suami saya kerja di rantau di kota J sudah
sekitar 5 tahun ini,dia pulang sebulan sekali kalo kerjaan baru full
kadang 2 bulan sekali. Beberapa waktu yang lalu suami mengalami
kecelakaan lalulintas,dia mengabarkan lewat telepon dan mengatakan bahwa
keadaannya sehat hanya lecet2 dikit dan saya dilarang menengok ke
sana..sayapun patuh mengingat jarak yang cukup jauh dan biaya yang tidak
sedikit
Akhir2 ini saya sering dapat terror sms dari
seorang wanita yang mengaku bernama W. Dia bilang selama suami saya
sakit, dialah yang merawatnya di tempat kos, dari mandi sampai BAK
(buang air kecil) semua dia yang urusin. Kemudian saya jawab lewat
sms..mohon maaf sudah merepotkan dan makasih banyak atas bantuannya.
Tapi sms-sms yang berikutnya sangat memerahkan telinga saya..pada
intinya dia sangat mengetahui seluk beluk suami saya
Bu bidan..saya jadi curiga suami saya punya
hubungan khusus dengan wanita ini. Akhirnya saya nekat nyusul suami ke
kota J tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Sampai disana sana saya buka
almari pakaian..astaghfirullah saya temukan kartu berobat dr spesialis
kandungan atas nama W
Saat saya tanyakan ke suami dia bilang kartu itu milik teman. Gimana nih bu bidan..saya bingung
Lagi2 dalam hati saya berkata, sama bu N saya juga
bingung..kalo saya terlalu jauh masuk dalam kehidupan rumahtangga orang,
sangat tidak dibenarkan
Gini aja bu N daripada bingung dan hanya menyimpan rasa curiga saja, mengapa tidak anda tanyakan langsung saja pada suami anda
Sebagai wanita kita juga harus berani bertanya dan
menyatakan pendapat..tapi kita juga harus siap menerima segala
konsekuensi dan resikonya, bila pada akhirnya hal yang paling buruk
menimpa rumahtangga kita
Tapi bu bidan seandainya benar suami saya ada
hubungan dengan wanita itu, kemudian memutuskan untuk meninggalkan
keluarga yang telah kami bina, bagaimana hidup saya dan anak laki2 saya?
Bagaimana menghadapi keluarga besar kami? Bagaimana tanggapan para
tetangga?, ibu tahu kan bahwa selama ini saya mengandalkan keperluan
kehidupan saya kepada suami???.
Wahhh ibu ini gimana belum apa-apa sudah menyerah,
jangan menyerah bu, jangan takut akan bayangan dulu..(Yah itulah
kelemahan kebanyakan kaum wanita, merasa tak berdaya dan tak bisa hidup
mandiri tanpa suami, karena murni sebagai ibu rumahtangga, apalagi bagi
wanita yang hidup jauh dari hiruk pikuk kota)
Padahal buanyak sekali yang dapat kita lakukan
untuk bisa hidup dan tidak tergantung dengan pada suami. Bukannya saya
ngajari memberontak dan melawan suami lho bu, tapi kalo kita di
zalimi,disia-siakan serta diduakan apalagi dinomorduakan..ya maaf saja
kita harus berani berkata tidak.
Banyak peluang di sekitar kita yang dapat kita
manfaatkan,misal berjualan di lingkungan sekolah, membuat berbagai kue
kemudian dititipkan ke warung2
Jangan takut sengsara bu N..bila kita masih mampu dan mau berusaha,Tuhan pasti memberi rejeki dan kemudahan
Itulah sekelumit kisah yang cukup sering kita lihat
dan dengar..tapi saat saya mendengar sendiri dan menjadi tempat untuk
berkonsultasi, ternyata masalah ini cukup kompleks dan butuh banyak
pemikiran untuk penyelesaiannya karena menyangkut berbagai aspek
kehidupan
Menurut pendapat saya dalam menyikapi hal tersebut adalah :
- Jangan panik dan gegabah
- Cari tahu kebenaran informasi dari sumbernya (suami/istri)
- Berani mengambil keputusan
- Siap menerima segala resiko dan konsekuensinya
- Jangan takut berkata “TIDAK”