Kamis, 26 Mei 2016

Curhat Seorang Pasien Kepada Bidan

Curhat Seorang Pasien Kepada Bidan Desa

DIMULAI darii...
Selasa siang yang cukup panas..saat itu saya lagi jadwal buka PKD atau Poskesdes atauPos Kesehatan Desa..
Selamat siang bu..seorang wanita paruh baya datang bersama putranya yang berumur 7 th.Sebut saja namanya N (pake inisial aja ahhh biar keren )
  • Siang bu N..wah tumben nih siang-siang, biasanya kalo mo suntik KB pagi-pagi  sambil ngantar anak sekolah.
  • Iya nih bu..anak saya rewel semalam gak bisa tidur nangis melulu gara2 sakit gigi. Setelah saya priksa ternyata giginya berlubang dan gusinya agak bengkak.Karena di PKD ada kewenangan untuk pengobatan dasar, maka saya berikan antibiotik dan analgetik.
Obat sudah diterima dan akan diminumkan di rumah sesuai dosis yang ditentukan.
Tiba2 bu N ini bilang..bu saya mau curhat  permasalahan rumahtangga saya. Dalam hati saya berkata..yah namanya di desa, bidan dianggap mampu segalanya..Silakan bu saya akan mendengarkan permasalahan ibu,
Gini bu,suami saya kerja di rantau di kota J sudah sekitar 5 tahun ini,dia pulang sebulan sekali kalo kerjaan baru full kadang 2 bulan sekali. Beberapa waktu yang lalu suami mengalami kecelakaan lalulintas,dia mengabarkan lewat telepon dan mengatakan bahwa keadaannya sehat hanya lecet2 dikit dan saya dilarang menengok ke sana..sayapun patuh mengingat jarak yang cukup jauh dan biaya yang tidak sedikit
Akhir2 ini saya sering dapat terror sms dari seorang wanita yang mengaku bernama W. Dia bilang selama suami saya sakit, dialah yang merawatnya di tempat kos, dari mandi sampai BAK (buang air kecil)  semua dia yang urusin. Kemudian saya jawab lewat sms..mohon maaf sudah merepotkan dan makasih banyak atas bantuannya. Tapi sms-sms yang berikutnya sangat memerahkan telinga saya..pada intinya dia sangat mengetahui seluk beluk suami saya
Bu bidan..saya jadi curiga suami saya punya hubungan khusus dengan wanita ini. Akhirnya saya nekat nyusul suami ke kota J tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Sampai disana sana saya buka almari pakaian..astaghfirullah saya temukan kartu berobat dr spesialis kandungan atas nama W
Saat saya tanyakan ke suami dia bilang kartu itu milik teman. Gimana nih bu bidan..saya bingung
Lagi2 dalam hati saya berkata, sama bu N saya juga bingung..kalo saya terlalu jauh masuk dalam kehidupan rumahtangga orang, sangat tidak dibenarkan
Gini aja bu N daripada bingung dan hanya menyimpan rasa curiga saja, mengapa tidak anda tanyakan langsung saja pada suami anda
Sebagai wanita kita juga harus berani bertanya dan menyatakan pendapat..tapi kita juga harus siap menerima segala konsekuensi dan resikonya, bila pada akhirnya hal yang paling buruk menimpa rumahtangga kita
Tapi bu bidan seandainya benar suami saya ada hubungan dengan wanita itu, kemudian memutuskan untuk meninggalkan keluarga yang telah kami bina, bagaimana hidup saya dan anak laki2 saya? Bagaimana menghadapi keluarga besar kami? Bagaimana tanggapan para tetangga?, ibu tahu kan bahwa selama ini saya mengandalkan keperluan kehidupan saya kepada suami???.
Wahhh ibu ini gimana belum apa-apa sudah menyerah, jangan menyerah bu, jangan takut akan bayangan dulu..(Yah itulah kelemahan kebanyakan kaum wanita, merasa tak berdaya dan tak bisa hidup mandiri tanpa suami, karena murni sebagai ibu rumahtangga, apalagi bagi wanita yang hidup jauh dari hiruk pikuk kota)
Padahal buanyak sekali yang dapat kita lakukan untuk bisa hidup dan tidak tergantung dengan pada suami. Bukannya saya ngajari memberontak dan melawan suami lho bu, tapi kalo kita di zalimi,disia-siakan serta diduakan apalagi dinomorduakan..ya maaf saja kita harus berani berkata tidak.
Banyak peluang di sekitar kita yang dapat kita manfaatkan,misal berjualan di lingkungan sekolah, membuat berbagai kue kemudian dititipkan ke warung2
Jangan takut sengsara bu N..bila kita masih mampu dan mau berusaha,Tuhan pasti memberi rejeki dan kemudahan
Itulah sekelumit kisah yang cukup sering kita lihat dan dengar..tapi saat saya mendengar sendiri dan menjadi tempat untuk berkonsultasi, ternyata masalah ini cukup kompleks dan butuh banyak pemikiran untuk penyelesaiannya karena menyangkut berbagai aspek kehidupan
Menurut pendapat saya dalam menyikapi hal tersebut adalah :
  • Jangan panik dan gegabah
  • Cari tahu kebenaran informasi dari sumbernya (suami/istri)
  • Berani mengambil keputusan
  • Siap menerima segala resiko dan konsekuensinya
  • Jangan takut berkata “TIDAK”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar